Jumat, 14 Oktober 2011

MANUSIA, SAINS, DAN TEKNOLOGI


Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan.

Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.
Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan kedalam berbagai model yang membentuk suatu paradigma. Maka kebenaran sains adalah bila dan hanya bila suatu fenomena alami dapat cocok (fit) pada model-model dari suatu paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu paradigma yang dianut tidak lagi dapat merepresentasikan suatu fenomena alami tertentu, maka fenomena tersebut merupakan suatu anomali. Namun anomali tidak dapat terjadi berulang kali. Bila hal demikian ditemui maka paradigma tersebutpun mengalami krisis dan gugur sebagai paradigma yang absah untuk kemudian digantikan oleh model baru yang membentuk paradigma baru pula (Kuhn, 1996). Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya sebenarnya telah beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, proses radioactive decay dan lain sebagainya merupakan kebenaran alami yang telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini, jauh sebelum manusia menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.
Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula terbentuknya masyarakat manusia.
Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik.
Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Ada beberapa fase proses teknik yang dialami dalam kehidupan manusia yakni :
a. Fase teknik destruktif. Pada fase ini, untuk memecahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam, tidak ada usaha untuk mengembalikannya ke alam.
b. Fase teknik konstruktif. Masyarakat pada fase ini telah mampu melakukan penciptaan sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak ada di alam. Dengan penciptaan baru ini, sedikit demi sedikit manusia telah menciptakan lingkungan baru yang selalu bermodalkan alam sekitar sehinggamerupakan “ the second nature “ atau alam kedua.
c. Fase modern. Fase ini merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai anusia. Teknik modern ini bertitik tolak dari analisa matematis alam, sehingga manusia mampu membangun suatu peradaban baru yaitu peradaban mesin. Cirri peradaban mesin diantaranya adalah kesatuan bahasa internasional sebagai pengantar dan diciptakannya bahasa symbol yang satu , seragam, dan internasional yaitu bahasa “ matematika “.
Tingkatan teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi sebagai berikut :
*Teknologi Tinggi ( Hi – tech ). Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Contoh : computer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan sebagainya. Cirri – cirri teknologi ini adalah padat modal, didukung rasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, ketrampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
*Teknologi Madya. Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederahan dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena telah bersifat rutin. Penerapan teknologi maday ini bersifat setengah padat modal da padat karya, unsur – unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.
*Teknologi Tepat Guna. Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara – negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.
Dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang teknologi informasi dan teknologi transportasi yang dicapai manusia pada unjung pertengahan kedua abad ke XX, memungkinkan arus informasi menjadi serba cepat: apa dan oleh siapa dari seluruh muka bumi (bahkan sebagian jagat raya) - menembus ke seluruh lapisan masyarakat dengan bebas tanpa membedakan siapa dia si penerima. Tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan alienasi
Alienasi (keterasingan manusia) adalah suatu kondisi psikologis seorang individu yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang misteri keabadian termasuk Tuhan), keberadaan, dan dirinya sendiri sebagai individu serta komunitas.
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan cenderung meniru budaya barat bisa jadi menciptakan sebuah alienasi budaya. Orang merasa asing dengan budayanya sendiri. Kaum muda tidak lagi at home dengan kebudayaan yang telah membentuk identitas sosialnya.
Kemajuan-kemajuan memungkinkan banyaknya pilihan (multiple options) dan membuka kesempatan tumbuhnya materialisme dan rasionalisme dengan luar biasa. Tuntutan hidup begitu tinggi. Kemakmuran yang dicapai tidak terkendali, gaya hidup menjadi konsumtif dan hedonistik. Manusia pribadi yang menjadi begitu sibuk untuk mempertahankan hidup menyuburkan sosok individualistik. Kaya dan sukses dari segi materi jadi satu-satunya tujuan hidup. Persaingan demikian ketat, sehingga penghargaan manusia terhadap waktu mencapai titik tertinggi dibandingkan masa sebelumnya. Yang tersisa hanya wajah kehidupan tidak manusiawi dimana bahaya masa depan ialah manusia menjadi robot karena terjadi alienasi diri.
Perkembangan teknologi yang melanda hidup manusia harus dikuasai pemanfaatannya. Jangan sampai perkembangan media menjadikan manusia sebagai objek, menyeret dan memaksanya pada model kehidupan yang menyimpang.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan heteronomi
Heteronomi adalah prinsip pembiaran sesuatu selain hukum moral untuk menentukan apa yang mesti dilakukan. Ini mengganti kebebasan dengan sesuatu di luar akal praktis, semisal kesukaan. Tindakan ini sendiri nonmoral (bukan bermoral ataupun immoral) namun bisa immoral jika itu membuat orang tidak melakukan kewajibannya. Contoh heteronomi : Anak merasa bahwa yang benar adalah patuh pada peraturan dan harus menaati kekuasaan.
Dalam masyarakat dengan teknologi maju cukup banyak contoh yang menunjukkan betapa heteronomi bisa mengakibatkan munculnya berbagai perwujudan perilaku menyimpang, bahkan bersifat ekstrem yang bisa berakibat pertentangan antar-lapisan dan antar-golongan dalam masyarakat. Beberapa perilaku menyimpang itu bisa berwujud pelarian untuk menghindar dari pengaruh budaya baru, mungkin berupa pencemoohan sambil memperkenalkan sumber nilai lain sebagai alternatif (misalnya mistik, metafisik).
Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh dominan terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai ‘model’ untuk ditiru. Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul melalui berkembangnya gayahidup (ljfestyle) yang dianggap superior dibandingkan dengan gaya hidup lama. Berkembangnya gaya hidup baru itu dapat menimbulkan kondisi sosial yang ditandai oleh heteronomi, yaitu berlakunya herbagai norma acuan penilaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Perubahan gayahidup yang ditiru dan budaya asing bisa berkelanjutan dengan timbulnya gejala keterasingan dan kebudayaan sendiri (cultural alienation).
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan hegemoni
Hegemoni adalah dominasi oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar atau common sense. Jika dilihat sebagai strategi, maka konsep hegemoni bukanlah strategi eksklusif milik penguasa. Sebagai contoh, adalah kekuasaan dollar Amerika terhadap ekonomi global. Kebanyakan transaksi internasional dilakukan dengan dollar Amerika.
Hegemoni juga terjadi di dunia satra Indonesia dimana media massa seperti koran sangat membatasi dan hanya memuat karya-karya ataupun tulisan dari pengirim yang dianggap ‘layak’ dimuat dan sesuai dengan panduan kesusastraan Indonesia. Salah satu manfaat teknologi adalah kelahiran sastrawan cyber Indonesia tentu saja tak dapat dilepaskan dari kemunculan internet dalam dunia komunikasi. Revolusi komunikasi yang dilakukan teknologi Internet telah menciptakan ruang-ruang alternatif baru di luar dunia media massa cetak yang ada. Revolusi ini sendiri sangat demokratis sifatnya, siapa saja dapat menggunakannya. Ruang-ruang alternatif baru yang tercipta karena Internet telah memungkinkan para penggunanya tidak berhenti hanya jadi pemakai yang pasif, seperti ketika seorang pembaca membaca koran, tapi sekaligus jadi pencipta “message’ pada ruang-ruang tersebut.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora dan rekreasi merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Pandangan mereka terangkum dalam pandangan epikuris yang menyatakan “Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu karena besok engkau akan mati “
Globalisasi yang didorong oleh kemajuan di bidang iptek, telah memberi pengaruh amat besar pada setiap sendi-sendi kehidupan umat manusia di penjuru jagat raya. Sebuah lompatan perubahan zaman yang tak bisa dihentikan. Ia menerjang laksana gelombang pasang dan menarik siapa saja ke dalam pusarannya.
Persoalannya, akankah ini membawa umat manusia kepada sebuah peradaban baru, atau malah sebaliknya mendorong pada titik nadir peradaban. Perlahan namun pasti, perubahan radikal tatanan budaya lokal, maupun tata nilai sosial yang dianut tengah terjadi.
Dan salah satu sisi gelap gelombang perubahan zaman adalah sikap dan perilaku manusia yang semakin mendewakan materi dan terperangkap dalam pusaran kehidupan bendawi. Inilah yang disebut budaya hedonisme di mana kesenangan dan kenikmatan materi menjadi tujuan utama.
Dalam masalah pemanfaatan iptek, Barat sangat pragmatis-materialistis, artinya hanya mencari keuntungan materi dan kesenangan duniawi semata. Bacon berpendapat bahwa iptek harus digunakan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi, iptek hanya berarti bila nampak dalam kekuasaan manusia: iptek manusia adalah kekuasaan manusia. Pendekatan pragmatis materialis ini telah menyebabkan iptek dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi (hedonis-materialistis) dan mengorbankan alam semesta. Menjamurnya produk-produk mainan (game) yang melampaui kebutuhan merupakan bukti pemenuhan hedonisme tersebut.

B. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Perkembangan IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.

·          Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan religious
Mengembangkan nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat yang berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap menjunjung/memelihara nilai-nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia, makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan. Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan adalah, apakah teknologi yang kita kembangkan sungguh demi kebahagiaan manusia secara menyeluruh? “Nilai kemanusiaan” sebagai salah satu nilai etika perlu ditaati dalam mengembangkan teknologi
Memasuki abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat perkembangan tehnologi informasi dan transportasi, dunia Inteernasional pada abad ini mengalami sebuah perubahan besar, yang dikenal dengan era global. Dalam era demikian, situasi dunia menjadi amat transparan, jendela internasional, terdapat hampir disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai belahan dunia, pintu gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat budaya semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang disebut Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.
Abad ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat pesat. Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi computer dan informasi sehingga zaman ini sering disebut era revolusi baru yaitu revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains dan teknologi kian canggih dan bermutu. Hampir dalam semua bidang kehidupan kita dapat menikmati produk teknologi modern mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan peralatan industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang lain, kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia seperti lingkungan hidup yang tidak nyaman, ketidakadilan dan bahkan penghancuran kelompok manusia.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah (scientific honesty). Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang sudah mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin menonjolkan citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya memperlihatkan keterandalan (realibility) yang lebih baik. Lebih jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk menyembunyikan efek samping yang negatif dari produk yang diteliti. Ketidakjujuran ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja pabrik penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.
Kalau data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari kelompok yang sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah, kejujuran ilmiah menuntut penjelasan tentang penghapusannya. Perlu juga disebutkan patokan yang dipakai untuk menentukan ambang nilai data yang harus ikut dianalisis, misalnya patokan Chauvenet.
Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada lingkungan.
Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang etika:
a. Norma-norma etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus kita patuhi dalam penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan zarah keunsuran, serta astronomi dan astrofisika?
b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti kehidupan?
c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.
d. Apakah masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan pengertian yang universal tentang kebaikan bersama yang melampaui individualisme, nasionalisme, dan bahkan antroposentrisme?
Dalam bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran, pertanyaan tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat penad (relevant). Apakah orang yang berada dalam keadaan koma dan fungsi faal serta metabolismenya harus dipertahankan dengan alat-alat kedokteran elektronik dalam jangka panjang yang tidak tertentu masih mempunyai kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah ia minta (misalnya sebelum terlelap dalam keadaan seperti itu), atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent dari keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan berakhirnya kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk diketahui atau ditetapkan (dengan pertimbangan ilmu dan agama) untuk menentukan etis dan tidaknya menstrual regulation (“MR”) dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi ovum yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang meyakinkan.
Bioteknologi/rekayasa genetika mungkin hanya boleh dianggap etis jika tingkat kegagalannya yang mematikan embrio relative rendah dan – bila menyangkut manusia – hanya mengarah ke eugenika negatif. Tanaman dan organisme harus disikapi dengan hati-hati, baik dari segi perkembangan jangka panjangnya yang secara antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan kita, maupun dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara maju. Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang telah diubah secara genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan apakah itu tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan yang dimaksudkan di sini adalah keadilan agihan (distributive justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem Brundtland.
·          Keseimbangan IPTEK dalam pembangunan dan lingkungan
IPTEK dalam kehidupan manusia memanglah telah mebawa perubahan yang sangat besar. Karenanya kini semua dapat terfasilitasi dengan lebih mudah dan modern. Namun walau pengaplikasiannya mendatangkan kemajuan bagi kehidupan masyarakat tetap saja harus memperhatikan segala entitas yang ada dalm lingkungan diluarnya. Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk yang dapat ditimbulkan bagi manusia sebagai pengaplikasinya ataupun dengan lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua harus berjalan dengan seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan akan lebih membawa kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.
·          Pengembangan IPTEK dalam pembangunan Indonesia sehingga menumbuhkan kreativitas, invention, discovery dan rekayasa
Bila dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan Iptekpun telah menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, antara lain:
Pertama kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi, permukiman dan perumahan, serta pendidikan telah memberikan sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta peningkatan kecerdasan kehidupan masyarakat.
Kegiatan iptek di bidang pertanian telah berhasil melepas 98 varietas unggul padi, yang meliputi 70 varietas unggul padi sawah, 9 varietas padi pasang surut, dan 19 varietas padi gogo, serta 79 varietas unggul palawija. Kegiatan iptek di bidang tanaman horti kultura telah menghasilkan 17 varietas unggul. Kegiatan penelitian di bidang kesehatan dan gizi dalam rangka penanggulangan kebutaan terhadap anak-anak karena kekurangan vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh untuk diterapkan pada negara berkembang lainnya.
Kedua kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan energi menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui kegiatan survei dan pemetaan telah dihasilkan 2.546 peta dasar rupa bumi, 973 peta dasar radar, dan 380 peta toto dalam berbagai skala. Dalam upaya mengendalikan pencemaran lingkungan, telah dikembangkan lasilitas pengolahan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka, inventarisasi hutan dengan menggunakan citra satelit ataupun foto udara, dan peningkatan koleksi tanaman di kebun raya.
Ketiga, kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya industri pesawat terbang, melalui alih teknologi telah mencapai tahap integrasi teknologi dan sedang menuju ke tahap berikutnya dari transformasi teknologi, yaitu pengembangan teknologi baru untuk menghasilkan produk baru. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan mengembangkan dan memproduksi pesawat CN 235, dan sedang dirancangnya pesawat terbang N 250 yang merupakan upaya mencapai tahap transformasi teknologi ketiga.
Untuk industri maritim dan perkapalan telah mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15, 20, 30 DWT yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal Maruta Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT. Dalam bidang industri transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder jalan layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
Keempat industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu memproduksi komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat daya transistor dan komponen semikonduktor untuk keperluan avionik, pemancar radio dan televisi untuk daerah terpencil, serta dikembangkannya komunikasi telepon yang menggunakan frequency division multiplexing (FDM). Sebagian dari produk tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah berhasil diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam bentuk perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem kontrol otomatik telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk keperluan industri.
Kelima dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap batu bara untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt, model pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, penggerak pompa irigasi, dan pengolah air laut menjadi air tawar. Di samping itu, juga berhasil dikembangkan pemanfaatan batu bara sebagai kokas dan sebagai karbon aktif. Selain itu, telah berhasil diterapkan hasil studi mengenai Enhanced Oil Recovery (EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil ditingkatkan keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan briket gambut untuk keramik.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan keamanan negara, telah dilakukan berbagai pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang bertujuan meningkatkan keandalan dan efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan utama sistem senjata ABRI. Kerja sama antara lembaga penelitian dan pengembangan hankam dengan lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi dan industri strategis telah dirintis dalam rangka perumusan persyaratan teknis/operasional sistem senjata, pengembangan beberapa peralatan/sistem senjata, serta penerapan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi inderaja, teknologi material, dan teknologi perangkat lunak.
Pengembangan kemampuan iptek di bidang sosial budaya, falsafah, ekonomi, hukum, dan perundang-undangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah, masyarakat, dan swasta telah melahirkan pemikiran baru dan membuka cakrawala baru di bidang sosial budaya dan dalam pelaksanaan manajemen pembangunan. Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang itu juga merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan. Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara pikir dan cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat memiliki perhatian saksama dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek.
Kemajuan IPTEK sangat berperan dalam peningkatan mutu bangsa dalam berbagai bidanga baik bidak ekonomi, social, pertahanan keamanan dan sebagainya.

Peran IPTEK Dalam Bidang Ekonomi
Ekonomi adalah kebutuhan manusia, maka sipa yang dapat menguasai perekonomian, dialah yang memegang kekuasaan. Pada saat mata pencaharian utama manusia masih menyangkut soal tanah, kaum feodallah yang memegang kekuasaan. Sedangkan ketika industri memegang peranan penting dalam ekonomi maka kaum kapitalislah yang memegang peranan utama dalam penyediaan segala kebutuhan manusia. Sekarang kaum kapitalis industrialis telah banyak mengembangkan usahanya hingga melampaui batas negaranya yang disebut Multi National Corporation ( MNC ). Kadang – kadang perusahaan perusahaan multinasional ini di negara – negara berkembang ikut serta menentukan politik pemerintahan. Perusahaan besar semacam itu tidak mungkin berkembang tanpa dukungan teknologi
Walaupun sebagian penduduk dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan namun sebagian besar sudah dapat merasakan manfaat dipergunakannya teknologi modern, karena kebutuhan hidupnya dapat dengan mudah diperoleh dengan harga yang relative lebih murah. Cara pembayarannya pun dapat dilakukan dengan tunai atau kredit.
Peran IPTEK Dalam Bidang Sosial
Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka memungkinkan orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari angka – angka yang menunjukan bahwa pekerja di pabrik atau perusahaan terus meningkat sedangkan bekerja di sector pertanian makin menurun.
Nilai social juga berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai negeri dinilai lebih tinggi status sosialnya dibandingkan para pedagang atau pengusaha. Sekarang menjadi pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga professional yang mempunyai nilai status yang tinggi.
Makin berkembangnya teknologi menyebabkan industri memproduksi barang secara missal juga meningkat. Tetapi sering kali juga dimanfaatkan untuk kepentingan yang negatif seperti peniruan atau pemalsusan merek dagang dan sebagainnya. Kian majunya masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk, menyebabkan manusia sering kehilangan nilai etisnya dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hukum.
Peran IPTEK Dalam Bidang Budaya
Budaya dapat berwujud tiga hal, yaitu idea tau gagasan, tingkah laku atau tindakan dan benda atau barang yang dihasilkan oleh manusia. Jadi budaya mempunyai pengertian yang luas.
Seperti telah diuraikan di atas, teknologi dan industri mempunyai dampak positif dan negatif. Karena itu hendaknya teknologi secara efektif mampu memerangi kemiskinan, keterbelakangan dan menjamin kemajuan bagi bangsa manusia. Manusia juga perlu sadar bahwa orang menciptakan sesuatu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk kesejahteraan umat.
Peran Iptek Dalam Mendukung Pertahanan Negara
Implementasi dalam pelaksanaan pertahanan negara tidak terlepas dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kemajuan teknologi tetap merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi pertahanan negara. Untuk mencapai kemajuan tersebut perlu adanya suatu pemantauan secara berkelanjutan terhadap perkembangan teknologi pertahanan dari seluruh dunia dan meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang ada. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan bargaining power di segala bidang dalam era globalisasi ini karena negara-negara yang tidak menguasai atau bahkan tidak menerapkan kemajuan teknologi, akan tertindas dan terdikte oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam teknologi pertahanan maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap kemajuan teknologi tersebut dan dihadapkan pada keberagaman teknologi yang telah berkembang, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat expert dan profesional di bidang Iptek sehingga dapat meningkatkan kinerja sesuai kepentingan pertahanan saat ini dan yang akan datang
Pertahanan negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengatasi ancaman yang berasal dari dalam maupun luar negeri, dengan kata lain yakni untuk melindungi kepentingan nasional dan mendukung pencapaian pembangunan nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kepentingan pertahanan negara diartikan sebagai penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan untuk menghasilkan produk teknologi yang berupa barang atau alat peralatan untuk mendukung kemampuan dan penyiapan kekuatan pertahanan negara.
Dilihat dari perspektif pembangunan nasional yang mensyaratkan adanya keseimbangan yang harmonis antara aspek security dan prosperity nasional, maka dukungan Iptek dalam upaya pertahanan negara mutlak diperluaskan, dapat diartikan bahwa Iptek merupakan faktor pengganda kekuatan (force multiplier) kaitannya dengan peningkatan aspek-aspek antara lain efektifitas sista, mobilitas dan sebagainya. Walau sampai saat ini belum sampai pada tahap pembuatan sista secara mandiri, namun dalam rangka mewujudkan kesiapan operasional sista yang dimiliki memerlukan penguasaan Iptek. Secara makro dapat dikemukakan bahwa peran Iptek yang menonjol dalam pembangunan pertahanan nasional antara lain adalah dapat memacu terwujudnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan secara mandiri, khususnya dukungan tersedianya alat peralatan pertahanan secara berkesinambungan suku cadang dan pemeliharaan.

Teknologi Pertahanan Negara Maju
Beberapa negara maju telah mengelompokkan atau merumuskan teknologi yang terkait untuk kepentingan pertahanan diantaranya adalah United State. Departemen Pertahanan Amerika mengelompokan teknologi yang terkait dengan pertahanan (Military Critical Technologies) sebagai berikut :
a. Aeronautics systems technology, meliputi : Aircraft, fixed wing; Gas turbine engines; Human (crew) system interfaces. Teknologi yang mendukung adalah : Manufacturing & fabrication; Electronic systems; Information systems; Sensors & lasers; Power systems; Materials; Missiles. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Germany dan France.
b. Armaments and Energetic Materials Technology, meliputi : Ammunition, small and medium caliber; Boms, warheads, and large caliber projectiles; Energetic materials; safing, arming, fuzing, and firing; Gun and artillery systems; Mines, countermines, and demolition systems. Teknologi yang mendukung adalah : Manufacturing fabrication; Guidance, navigation & vehicle control; Information Systems; Sensors & lasers; Materials. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia, Germany, danFrance, diikuti oleh Sweden dan China.
c. Chemical and Biological Systems Technology, meliputi : Chemical and biological defense systems; Detection, warning, and identification. Teknologi yang mendukung adalah : Biotectology; Manufacturing; information systems; Sensors. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia, Sweden, Japan, Israel, Germany, France, Canada, diikuti oleh Switzerland, Czech republic, Netherland, dan China.
Dari referensi diatas, dapat kita ambil sebagai bahan komparatif untuk penerapan teknologi pertahanan di negara Indonesia. Namun perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi, kebutuhan, dan kemampuan Indonesia saat ini dan yang akan datang serta strategi pertahanan yang akan diimplementasikan. Untuk merumuskan dan menentukan teknologi pertahanan juga sangat terkait dengan filosofi dan visi negara kita bagaimana. Seperti Amerika yang mempunyai visi negaranya sebagai “Polisi dunia”, Singapura visinya “mempertahanankan kekuatan di udara”, maka strategi negaranya juga sangat berbeda dengan negara-negara lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi apa yang akan berperan dibutuhkan untuk pertahanan negaranya.
SDM (Human Resource) adalah bagian dari manusia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber daya. Sedangkan tenaga ahli (expert) adalah bagian dari tenaga kerja yang sudah lebih ditingkatkan lagi ketrampilan dan kemahirannya dalam bidang pekerjaan masing-masing. SDM profesional dan expert untuk kepentingan pertahanan ini dipersiapkan sejak dini secara terus menerus untuk menjamin keberlanjutannya kebutuhan pertahanan negara utamanya menjamin keutuhan wilayah kedaulatan NKRI.
Untuk menentukan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh SDM yang profesional di bidang Iptek dirumuskan dengan mengacu pada upaya pertahanan negara dan Iptek pertahanan. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terkait dengan pertahanan sesuai analisis dengan merefer uraian teknologi diatas secara garis besarnya berfokus pada teknologi : Manufacturing & fabrication; Information systems; Electronic systems; Materials; Sensors & lasers; Guidance, navigation & vehicle control; Biotechnology; Power systems; Instrumentation; Propulsion systems, Vetronics, Aeronautics, Chemical & biological systems, Signature reduction, Computer dan simulation. Ilmu pengetahuan tersebut diatas perlu dikembangkan dari mulai pendidikan setaraf Sekolah Menengah Atas, sampai dengan perguruan tinggi maupun sekolah tinggi kejuruan. Untuk menghasilkan SDM yang expert tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, perlu pelatihan dan penempatan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu tersebut agar pengkaderan dan profesionalisme dapat dikembangkan. Di Indonesia nampaknya hal demikian belum teraktualisasikan dengan baik, masih perlu “good will” dari para pucuk pimpinan dalam menempatkan SDM yang sesuai bidangnya.
Sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang memadai dapat meningkatkan daya tangkal secara efektif untuk mempertahankan bangsa dan negara dari berbagai ancaman keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional.
·          Masalah Teknologi Maju di Negara Berkembang
Pada era pembangunan sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah terlibat dalam sentuhan teknologi maju, dan bahkan telah sampai ke desa – desa. Teknologi maju membawa juga semacam gaya hidup yang senang dan mewah.
Makin majunya teknologi tersebut makin melahirkan sifat yang menyenangkan dan mewah, dan juga seringkali makin mahal. Karena memang sudah mendorong lahirnya pola hidup mewah di kalangan berada terutama di kota – kota besar.
Persentuhan masyarakat Indonesia dengan kemajuan teknologi nampaknya menciptakan hasil yang bersegi dua. Di satu pihak membawa gaya hidup yang serba menyenangkan. Tetapi di lain pihak membawa juga problem social yang gawat yaitu mempertajam jurang pemisah antara lapisan kaya dan lapisan miskin di kalangan masyarakat, serta seringkali juga mempermudah terjadinya benacan – bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju di sector modern di negara berkembang seperti Indonesia kadang – kadang tidak dapat dihindarkan jika memang lebih efisien daripada teknologi lainnya. Namun dalam menentukan teknologi yang akan digunakan sangat diperlukan pendekatan selektif yang ,menghindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa pertimbangan mengenai keuntungan atau manfaat bagi masyarakat.
Perlu diketahui bahwa teknologi maju dikembangkan sesuai dengan keadaan dan lingkungan khas di negara – negara maju, yang dalam hal tersebut amat berbeda dengan keadaan dan lingkungan negara berkembang, namun kurang diketahui perbedaan apa yang menyebabkan kesulutan dalam pengalihan teknologi maju di negara – negara berkembang.
a. Dalam bidang organisasi, perbedaan utama antara negara – negara maju dan negara – negara berkembang adalah skala produksi dari unit produksi di negara erkembang. Skala produksi yang besar sering diperlukan dalam penggunaan teknologi maju dan menghasilkan “ Economic of Scal “, yaitu penurunan dalam biaya satuan makin besar skal produksi. Lagipula, unit produksi yang besar itu memerlukan teknik pengolahan yang maju pada umumnya langka skala di negara berkembang.
b. Dalam bidang teknik, penggunaan teknologi maju oleh negara-negara berkembang memerlukan masukan barang – barang dan jasa – jasa yang perlu diimport dari negara maju, karena tidak tersedia atau belum dapat dihasilkan oleh negara berkembang.
c. Dalam bidang ekonomi, penggunaan teknologi maju di negara berkembang teritama mempengaruhi kesempatan kerja yang tersedia. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan pokok antara negara maju dan negara berkembang, yaitu tingkat pendapatan per kapita yang rendah di negara berkembang yang menyebabkan perlu tingkat tabungan per kapita yang rendah di negara berkemabang.
Karena sumber pembiayaan invesatasi adalah tabungan, maka dengan sendirinya tabungan per kapita yang rendah akan berarti tingkat biaya per kapita yang rendah yang tersedia sebagai invesatasi. Kesulitan yang timbul dalam pengalihan teknologi maju ke negara berkembang di sebabkan oleh karena teknologi maju tersebut dikembangkan di negara maju yang mampu untuk menunjang tingkat invesatasi per kapita yang tinggi.
Teknologi ini umumnya dicirikan oleh perbandingan modal tenaga kerja yang tinggi. Oleh karena itu jika teknologi maju digunakan juga di negara berkembang, maka hal tersebut akan berarti persediaan tabungan yang relative terbatas jumlahnya akan terpaksa dipusatkan pada kelompok kerja yang menggunakan teknologi maju. Tetapi dengan demikian tidak akan tersedia cukup dana tabungan lagi untuk mempekerjakan seluruh tenaga kerja di sector lain yang tidak memerlukan teknologi maju. Dengan demikian maka penggunaan teknologi maju yang kurang selektis dapat mempersulit penanggulangan masalah pengangguran dan setengah pengangguran yang umum terdapat di negara berkembang, termasuk Indonesia. Suatu konsekuensi lain dari pengalihan teknologi maju ke negara berkembang yang belum mempunyai kemampuan sendiri untuk mengembangkan teknologi yang tepat guna dengan lingkungan dan kebutuhan negara tersebut adalah ketergantungan teknologi pada negara maju. Hal tersebut disebabkan oleh karena negara maju memang dapat menjual teknologi maju kepada negara berkembang, namun bukan pengetahuannya atau kemampuan untuk mengembangkan teknologi tersebut. Tetapi karena teknologi di negara maju berkembang terus, maka ketergantungan teknologi negara berkembang menjadi semakin besar, oleh karena negara berkembang dapat membeli teknologi maju dari negara maju, tetapi tidak dapat membeli pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan teknologi maju tersebut.
       Peran IPTEK Dalam Lingkungan
IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke taraf hidup yang lebih baik.
Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap lingkungan seringkali berdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan kehidupan lebih memburuk.
Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem tersebut akan mendorong pengembangan dan pemanfaatan iptek yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.
Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara garis besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan hidup. Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan. Komitmen pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini.

*        *Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Tuntutan terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu mencari berbagai alternative pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
IPTEK bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang penelitian dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang terpisah dari masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus mampu menjadi suluh penerang dan pedoman bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa membawanya ke Indonesia yang gemilang. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Peran iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama diakui secara universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan secara jelas bahwa iptek menduduki peran sentral bagi pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena persaingan global.
Perubahan ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”, perlu kita jabarkan dan terapkan dalam program pembangunan bangsa.
Tugas yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya peran iptek dalam mewujudkan peradaban dan kesejahteraan bangsa, maka sudah selayaknya pengembangan dan pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti merata di seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan yang lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi lebih luas kepada daerah untuk mengurus dirinya sendiri. Serta diberlakukannya undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka inisiatif daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya juga semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua undang-undang tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar kita mampu menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian, pengembangan dan penerapan iptek mulai dari tingkat nasional sampai daerah.
Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan pangan
Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
b. Penyediaan Sandang
• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
• Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya
• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain
• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
c. Penyediaan Papan
• Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk
• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
• Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
d. Peningkatan Kesehatan
Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain
Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain
Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain
Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
e. Penyediaan Energi
Kebutuhan akan energi
Sumber-sumber energi
Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.
*       *Peran IPTEK Dalam Era Globalisasi
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karna didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.
Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.
Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.
Kehidupan kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan computer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitasdan pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat.
Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang. Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkan arus orang, barang, jasa, dan informasi bergerak dengan lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang semakin baik, dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.

C. DAMPAK NEGATIF ATAS PENYALAHGUNAAN IPTEK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat membantu atau mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan aktivitas, akan tetapi disisi lain dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan atau manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk kepentingan ”hasrat” sesaat. Hasrat sesaat yang penulis maksud disini ialah menyalurkan kepentingan-kepentingan yang dapat atau bisa merusak atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Tidak terasa jaman telah berganti dan sekarang manusia berada pada jaman era globalisasi, pusat-pusat informatika begitu mudah didapat, persaingan begitu ketat baik dibidang usaha atau pekerjaan maupun dibidang pendidikan. Proses globalisasi di satu sisi membuka peluang besar untuk perkembangan manusia, disisi lain membuka ketakutan-ketakutan dan ketidaksiapan manusia untuk menunjukkan skill yang dimiliki, sehingga manusia yang tidak siap menghadapi datangnya globalisasi menyatakan bahwa globalisasi sebagai sistem yang tidak manusiawi.
Sebagai sistem pengetahuan, sains harus dibedakan dari cara berpikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya sebut “sainsisme.” Paham ini mengandaikan bahwa sains merupakan satu-satunya norma dalam hidup, bahwa tidak ada sumber pengetahuan lain selain sains. Sainsisme juga mengandaikan bahwa semua persoalan dalam hidup dapat dipecahkan oleh sains dan teknologi. Sebagai contoh, ada orang berpendapat bahwa eksploitasi terhadap orang miskin dibenarkan berdasarkan pengamatan bahwa pada hakekatnya binatang berkembang melalui (prinsip) survival of the fittest (yang kuat yang menang). Ini disebut “teori evolusi sosial” dan jelas berbeda dengan teori ilmiah evolusi. Saya ingin menekankan bahwa sainsisme itu bukan merupakan konsekuensi sains. Seperti sudah saya jabarkan, para saintis dewasa ini sadar dengan baik akan keterbatasan sains itu sendiri.
Perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah merupakan kegiatan manusia dan mempunyai dimensi moral dan etika. Kita harus menghindari sainsisme yang menjadikan sains sebagai norma absolut kehidupan dan orang diijinkan untuk melakukan apa saja yang mungkin dalam sains dan teknologi.
Manusia memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu manusia memiliki sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong menolong.
Dari kedua sifat yang saling bertolak belakang itulah muncul teknologi. Singkat kata teknologi juga memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Kedua dampak tersebut pasti berjalan beriringan seiring dengan teknologi yang dihasilkan manusia. Karena akhir – akhir ini banyak yang lebih mementingkan individualisme daripada sosial kemasyarakat, maka teknologi yang dihasilkanpun cenderung kepada sifat yang negatif. Banyak kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya. Sebagai contoh penerapan teknologi nuklir yang diselewengkan menjadi senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara berlebihan yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem di bumi. Kedua contoh tersebut merupakan dampak negatif yang muncul akibat sifat egois, ambisius dan tidak pernah puasnya manusia dalam kehidupannya.

Dari kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains dan teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup manusia. Di sini disebutkan beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam bidang (1) informatika, (2) persenjataan, (3) biologi, (4) medis, dan (5) lingkungan hidup.

Ø       Informatika. Kemajuan teknologi komputer dan informasi, faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi.
Kemajuan teknologi komputer dan informasi ini, juga memungkinkan seseorang bisa dirusak kehidupan pribadinya dengan cara penyebarluasan informasi yang tidak benar dan gambar yang direkayasa menggunakan computer dan disebarkan melalui internet. Di beberapa tempat, adanya internet ternyata juga punya dampak negatif bagi banyak orang muda yang dengan mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif dan menghasut dari kelompok-kelompok tertentu. Dan yang terburuk, terbukanya keran informasi akibat majunya teknologi komputer dan informasi ini, membuat mereka yang tak siap menjadi bingung menyikapinya.
Ø       Persenjataan. Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak negatif. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulakn kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata modern dan canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain. Senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang. Dewasa ini bahkan banyak riset yang dilakukan untuk menciptakan senjata modern dan canggih dengan daya penghancur luar biasa. Para ahli yang melakukan riset penciptaan senjata itu, tentu juga berpikir untuk menguji senjata hasil buatan mereka. Ini jelas bisa menjadi ancaman. Dalam situasi normal dan tenang, mereka memang akan melakukan pengujian di darah aman dan tanpa penghuni. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa mereka tak pernah berkeinginan untuk menguji senjata mereka dalam kondisi sebenarnya, yakni menjadi mesin perang untuk menghancurkan suatu Negara yang dihuni jutaan manusia.
Sebenarnya kita dapat bertanya, mengapa mereka membuat persenjataan yang makin canggih? Mengapa tidak membuat peralatan yang lebih berguna bagi kesejahteraan manusia?
Ø       Biologi. Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli biologi kini mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia. Dengan rekayasa cloning ini, para ahli memang dapat menciptakan mahluk baru tanpa melalui pembiakan sebagaimana lazimnya. Termasuk dalam menciptakan organ manusia yang diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui organ yang rusak. Namun masalahnya tentu akan lain, juka praktek cloning itu dilakukan untuk menciptakan manusia baru. Keinginan untuk menciptakan manusia tanpa melalui perkawinan seperti ini, bahkan sudah memicu munculnya pro-kontra diantara para ahli yang mendukung dan yang menentangnya. Bila tidak disikapi secara kritis, praktek cloning manusia itu, bisa melahirkan dampak negatif dalam kehidupan manusia sendiri.
Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning manusia itu dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa mereka adalah mahluk ciptaan Tuhan. Kenyataan bahwa mereka bisa menciptakan segalanya dengan
 cloning, bisa jadi justru akan membuat mereka melupakan Sang Pencipta sendiri. Dampak lainnya adalah kemungkinan munculnya sikap superioritas perempuan yang tidak akan membutuhkan laki-laki, karena dapat mencipta manusia sendiri dari dirinya. Hal ini akan mengganggu keseimbangan relasi manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk saling membantu dalam suatu perkawinan. Maka tata kehidupan baru akan bergolak.
Ø       Lingkungan hidup. Dari banyak pengalaman, kerusakan lingkungan akibat pembangunan industri masih terus terjadi. Sistem pengelolaan limbah industri yang tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor, tapi juga tercemar. Asap dari industri dan juga transportasi juga menyebabkan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global.
Pengambilan sumber alam secara besar-besaran menggunakan perangkat berteknologi canggih, melahirkan ancaman tidak tersedianya sumber alam bagi generasi mendatang. Penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya suhu udara di muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat yang tidak tepat dan tidak secara teliti direncanakan telah ikut merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup banyak orang.
Dari sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri pun perlu memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup manusia. Dalam lingkungan tertentu penggunaan teknologi canggih oleh kelompok masyarakat tertentu, juga bisa berakibat kelompok masyarakat yang lain terkalahkan dalam persaingan. Lihat bagaimana penggunaan pukat harimau oleh perusahaan besar telah menyingkirkan dan mematikan nelayan-nelayan tradisional. Akibatnya penduduk tidak dapat hidup layak lagi. Maka terjadi ketidakadilan yang berakibat menyengsarakan orang kecil.
Ø       Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis yang mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan yang modern itu juga membawa dampak negatif. Beberapa rumah sakit yang mempunyai peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan pasien, termasuk yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan” tindakan operasi dengan menggunakan peralatan yang canggih, hanya demi mengembalikan investasi pembelian peralatan tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap pasien, tidak lagi didasarkan pada pertimbangan untuk membantu pasien, tapi justru pada alatnya.
Dari beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak positif dari kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak dampak negatifnya. Maka kiranya diperlukan suatu aturan main, suatu pembatasan, suatu arah bagi perkembangan teknologi, terutama dalam penggunaan hasil teknologi.
industriaL


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa beri komentar

Kasih makan ikan